What
I am going to tell you in this short story is could be say as a fiction story .
But however I am not forcing you to believe toward this story. If I say that it
is a real story from my life, I doubt it that you will believe. So just suppose
this story as a fiction short story as usual or a fiction short story that
pretends real. But the most important thing is I can tell you (with force) what
I have to tell.
Pada hari itu
aku pergi ke salah satu kosan temanku, kalau tidak salah pada jam tujuh malam
di hari kamis malam jum’at. Aku berniat ingin mengerjakan tugas kelompok yang
telah diberikan oleh dosen kami. Kami diberi tugas yang deadline nya sangat
singkat sekali, bayangkan saja dosen yg bias di bilang Killer ini memberi tugas
presentasi yang harus di prsentasikan keesokan harinya, super sekali
(applause). Maka dari itu aku berniat untuk menginap di kosan temanku yang
berada tidak seberapa jauh dari kampus kami yang bernama Teknokrat, Kampus nya
Sang Juara!(ceeile promosi). Kampus yang sangat berprestasi dan menghasilkan
talenta-talenta yang sangat berkompeten, khusus nya Debaters muda Teknokrat
yang telah berprestasi. Prestasi International pun telah mereka raih. Yang aku
herannya mereka itu di jurusan English Literature/Sastra Inggris, yang seharusnya
menghasilkan satrawan-satrawan muda yang berbakat tapi ini malah debaters nya
yang tercetak dari kampus ini. Dan untuk sastrawan muda nya?? Hmm I don’t know
lahh. Tapi ya namanya kan setiap orang punya passion nya masing-masing toh,
jadi gak ada masalah mau jadi debaters atau sastrawan..
Kembali lagi ke
topik cerita, jam setengah tujuh abis sholat maghrib tepatnya aku mulai
menghidupkan motor dan sampai di kosan sahabatku pada pukul kurang dari jam
tujuh. Tidak perlu waktu lama untuk mencapai tujuan karena aku bisa melaju
kencang dengan motor Apache 160 RTR motor India, Kualitas Dunia haha:D. Dan
setelah sampai di gerbang kosan dan ketika aku melihat ke bagian dalam. Kosan
itu sangat sepi sekali dan penerangan nya pun sangat minim. Hanya terlihat
cahaya lampu yang keluar dari salah satu kamar kosan, tentu saja itu kosan temanku.
Langsung saja aku panggil namanya dengan nada yang lantang.
“Assalamualaiakum, oiyy dasaaaa open the gate! I’m
here”
aku panggil dari depan gerbang untuk membukakan pintu
gerbang yang terkunci. Dan sangat lama sekali dia menjawab, berulang-ulang kali
kupanggil sampai pada akhirnya dia menjawab panggilanku. Setelah menjawab
panggilanku dia pun segera membukakan gerbang dan akupun langsung saja
memasukan motorku kedalam kosannya. Dan setelah masuk kedalam kamar kosan nya,
suasana heningpun terasa, bagaimana tidak demikian, penghuni kos lain nya pada
pulang kampung semua dan hanya menyisakan satu penghuni kosan yaitu temanku,
Dasa.
Aku langsung saja mendiskusikan tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu satu malam. Duduklah aku di kasur yang di depan nya
ada peralatan komputer dan satu unit lemari dan di sebelahnya sebuah pintu yang
terbuka menghadap ke kosan kosong yang biasanya dijadikan sebagai tempat parkir
motor penghuni kosan. Diskusipun mulai terjadi.
“jadi gimana al tentang presentasi kita ini? Mrs. L
ini gk kira-kira ya kalo ngasih tugas, masa ngasih baru siang ini terus kita
harus ngepresentasiin nya pas besoknya. Hmm yaudahlah disetiap kesulitan kan
pasti ada kemudahan, jadi ya yuk kita kerjain aja." Dia bilang sambil menghisap
sebatang rokoknya yang hampir habis.
“yaudah sa kita kerjain lah malam ini, kalo bisa kita
selesain sebelum jam 12 malam.” Aku jawab. Dan kami pun mulai mengerjakan
tugas.
Setelah beberapa jam mengerjakan tugas kami, temanku
mengambil kunci motor nya dan ingin pergi untuk membeli beberapa batang rokok
dan cemilan. Seketika aku di kosan sendirian tanpa ada satu orangpun yang
menemani diriku. Hanya ada suara musik jepang yang aku putar lewat Handphone
yang aku miliki. Tapi tiba-tiba aku mendengar suara ayunan pintu dari kamar
yang berhadapan dari kosan temanku. Pada saat itu aku duduk bersila di dalam
kamar kosan yang menghadap keluar. Setelah mendengar suara itu, seketika aku
mematikan music dan melihat kearah keluar. Dan seketika pula bulu kudukku merinding, karena melihat pintu
berayun dengan sendiri nya. Tapi setelah aku pikir-pikir mungkin itu disebabkan
oleh angin yang menyebabkan pintu kamar tersebut berayun. Tapi yang aneh nya
pada saat itu tidak ada angin sedikitpun yang berhembus, dedaunan yang ada di
kosan itu pun tidak bergerak sama sekali. Apalagi pintu yang memiliki massa
yang berat. Kekuatan apa yang dapat menggerakkan nya? Tikus kah? Kucingkah? Ahh
tidak mungkin, kalau memang binatang yang menggerakan nya aku pasti sudah
melihat nya dari tadi. Tapi aku tidak melihat apa-apa di pintu itu.
Setelah
aku memalingakan muka dan berhenti melihat kearah pintu seketika suara itu berhenti
dan mulai bersuara lagi pada saat aku menengok kearah pintu. Sontak saja aku
kaget karna pintu itu bergerak dengan sendirinya lagi. Makin lama makin cepat
ayunan nya dan suara yang dihasilkan pun semakint keras. Aku sangat ketakutan
dibuatnya. Hal yang membuat diriku lebih takut lagi adalah disaat pintu itu
berhenti berayun dan tiba-tiba aku melihat dua cahaya dari gelapnya kamar kosan
yang tidak pernah dihuni lagi. Dua cahaya itu berwarna merah seperti sepasang
mata, dan mata itu memandangiku perlahan keluar dan terlihat lah sesosok wanita
dengan rambut panjang berpakaian putih seperti tokoh hantu jepang Sadako.
The_End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar